Kadang stereotype can be such a pain in the neck, head, eyes, ears, anywhere U name it. Gambaran bahwa lelaki itu adalah sosok yang kuat, tegar, gagah juga anti air mata. Bahkan bisa - dan terkadang memang - ditambahkan kosakata lain seperti gahar, garang, galak, brutal, bengis, ganas, dzolim dan kata - kata lain yang kurang lebih memiliki makna sama dengan kata - kata sebelumnya. Helllooooo .... kita nih ngomongin sesosok mahluk Tuhan yang disebut Lelaki atau ngomongin mahluk Tuhan yang lain yang namanya Iblis? Binatang yang paling buas sekalipun gak gini - gini amat. Mungkin memang saya terlalu berlebihan kali yaa ... tapi penggambaran Lelaki yang terlalu konseptual - itu bahasa saya - cuma membuat para perempuan senantiasa menjadi perawan tua. Membuat tiap orang tua tetap mendamba dan mendamba untuk bisa menimang cucu dan dipanggil Kakek, Nenek, Papih (itu panggilan saya kepada Almarhum Kakek), Ibu (Itu juga panggilan saya kepada Almaruhumah Nenek), Oma, Opa dan panggilan - panggilan lainnya yang melegitimasi posisi mereka bahwa kedua orang tua kita telah sah menjadi Kakek dan Nenek atas anak - anak dari anak - anak mereka.
Ribet yaaa .... gak juga sih. Intinya saya cuma mau bilang kalo pandangan serta persepsi yang terlalu konseptual tentang seorang Lelaki yang tangguh hanya akan membawa para perempuan ke dalam penantian tiada ujung. Gimana pun juga, Lelaki itu mahluk Tuhan yang tetap punya kelemahan. Gak mungkin Lelaki gak bisa nangis - atau mungkin gak boleh nangis. Mereka juga punya kok kelenjar air mata. Dan saya yakin banget Tuhan menciptakan apapun tidak sia - sia. Jadi kalo Lelaki nangis wajar aja. Orang Umar bin Khatab - salah satu sahabat Rasulullah SAW yang gaharnya terkenal seantero Arab - teteeep nangis waktu beliau "curhat" ke Istrinya atau waktu sholat.
Kenapa jadi ngomongin sampe ke Umar bin Khattab yaa? Pengalaman agama saya masih cetek kok, so I better left that part behind before I make mistakes and humiliating my self. Anyway, hari ini lagi galau aja sama hidup. Kadang yang namanya meraih mimpi itu emang gak gampang yaa. Norak sih statementnya, tapi yaa emang bener. Apalagi kalo status dan nasib kita sebagai Lelaki, kadang suka dianggap payah aja gitu kalo sampe gak bisa memenangkan pertarungan hidup. Kalo sampe situ aja sih saya masih lumayan sepakat. Tapi tuntutan untuk bisa memenangkan pertarungan dalam waktu singkat ... kadang terlalu naif aja. Bahkan bisa dibilang egois. Kan bukan salah kita kalo kita sudah berusaha optimal tapi tetep aja belum sampe ke pintu solusi. Kadang kalo udah sampe pun harus tunggu sampe terbuka. Tapi gak sedang menyalahkan takdir kok, apalagi Tuhan. Segala macam cobaan atau tuntutan atau apalah pasti ada hikmahnya. Sabar aja ... kata - kata pamungkas yang dipake sama orang seantero jagad waktu mereka udah buntu dan kehabisan wejangan. Satu hal sih yang menjadi catatan saya, semakin cepat kata sabar itu keluar, maka semakin kurang bijak dan kurang banyak kapasitas keilmuan orang tersebut. Apalagi kalo kata - kata sabar itu tidak disandingkan dengan petuah ataupun support. Halah ... suka sok tau deh Gue.
Udah malem ... catatan gak penting sepertinya. Tapi lumayan bikin hati agak Plong. Pada akhirnya saya cuma butuh "penyaluran" untuk keGalaUan dalam hati saya. Memang pengaruh suasana malam sangat kuat dan kondusif untuk membuat orang menjadi melankolis. Sebuah bentuk keadilan dan keimbangan dari Tuhan atas ciptaannya yang lain; Siang yang cenderung kompetitif dan agresif. Bukan berarti kalo malam gak bisa Agresif yaa he..he..he..
Tha's it. Enough is enough. Keterusan gak baik. Gak ngerti juga masalahnya (he.. he... he... I'm playing innocent). Apa ada makna dari Postingan ini? Saya gak tau, biar anda saja yang menilai. Sekedar ungkapan atas reaksi hati yang - tadinya - galau tapi tetep pengen exist. Dasar Banci Tampil!!
Monday, May 14, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment