Sunday, February 21, 2010

Catatan Malam

Cukup sering ketidakpuasan bertamu dan bertandang dengan semena mena dalam hidup. Dengan nyamannya dia menghampiri kita, menetap bahkan mengatur semua tindak tanduk dan tingkah laku yang seperti apapun besarnya dan sedahsyat apapun dampaknya, tetap saja bermuara pada satu definisi baku... Kerdil.

Namun ada yang lebih menyeramkan. Ketika kita sebagai tuan rumah yang memiliki hak serta otoritas lantas bersalah kaprah dengan suksesnya dan sebisa mungkin meminta menjamu bahkan melayani ketidakpuasan untuk lebih lama tinggal. Hingga pada akhirnya kita rela hidup kita diambil alih oleh ketidakpuasan dan berujung pada satu .... Sesal

Gak mencoba menjadi si Tuan Bijak, karena tingkah laku, polah serta cara pikir masih sangat jauh dari bijak. Tapi sedikit pengalaman yang pernah terjadi dalam hidup menggelitik Saya untuk menuangkan seberkas opini yang mungkin akan berguna bagi beberapa orang yang sedang mencari kepastian dalam bersikap. Pun, opini ini sangat pribadi. Kental dengan subjektifitas dan nilai nilai diri yang sangat saya.

Saat ini pun terlintas andai dalam pikiran. Apakah ini salah satu indikasi ketidakpuasan? Pun, Insya Allah, andai ini masih dalam batas aman. Secara manusia, tidak mungkin lekat dengan kesempurnaan... dan sepertinya tidak mungkin lepas dari Andai...

saat ini hanya mencoba menjalani pasti dalam hidup. Dengan mimpi sebagai acuan. Tempatkan andai di urutan terbelakang bila ingin maju ke depan. Atau jadikan Andai sebagai pamacu serta pemicu segala kebaikan dalam hidup serta pendorong dalam meraih mimpi untuk mendaratkannya di alam kenyataan.... Hmmm, hiduo yang nyaman bila itu terjadi....

Mudah mudahan andai tidak berujung pada ketidakpuasan...

Saturday, December 12, 2009

Sekedar Ungkapan Hati...

Paling benci sama yang namanya midnight struck…. Perasaan Mellow yang gak jelas mendadak dateng; Gak pake permisi, gak pake basa basi. Lagian kenapa juga sih harus sekarang?? Malem minggu gitu lho… Ato mungkin ini Cuma salah satu gejala akut para jomblo yang minim kegiatan berarti. Settttan!!

Gak tau juga sih ada hubungannya sama Setan ato enggak…. Tapi Less Midnight Struck ini (Yess, less midnight karena ini baru jam 10.45) mungkin terjadi karena beberapa alas an:
1. Kenal sama orang baru yang sepertinya menjanjikan untuk diprospek. Tapi sepertinya Gw jumping way to fast to conclusion. Masih berharap kalo dia memang prospektif, tapi sekarang gak mau terlalu berharap. Takut sakit ati…. Lagi!!
2. Ketemu orang yang berkali kali Gw sampein rasa suka Gw ke dia, and the result….. fall flat. Walaupun jujur, bahkan setelah beberapa tahun, Gw masih menyimpan harapan yang sama kepada Dia. Mungkin pathetic; atau mungkin Gw yang gak mau berhenti berharap…. Moga aja ada kesempatan bagi harapan Gw untuk jadi nyata… Amiin

Another feeling of being abandoned and repelled is coming again. Try my best to get rid of them, but the other part of me kind of like wanting “it” to stay. Am I a sadomasochist that enjoying, or even worse needing, pain to satisfy me??? Ooowwhhh….. it makes me shiver just by saying the word. No… I know that I’m not a sadomasochist; I just prefer to be mellow for a while. Maybe by having this moment will makes me realize how precious a love is; and having someone for you is a privilege for every human to get, to have and to achieve

Cliché perhaps, but I am now looking - and still looking for sincerity. It is somewhere to be found. What I don’t know is whether I am looking for it in the right place or not?? Can my heart still able to detect sincerity?? Do I sincere?? I can only say “ I guess so..”

Another dream to have; another goal to achieve: Another hope to keep. Hoping another way will be open, another opportunity will be given and finally, another victory will be won…

It’s not just a dream; for sure it’s not a wishful thinking. It’s a future projection, yet also a pray…
Tuhan….. Tolong dengar pintaku, kabulkan do’aku dan jadikan aku hamba hamba yang bersyukur….

Aku berserah, tapi tidak menyerah…

Nyata awal Mimpi

Berikut ini jarak antara nyata dan mimpi
Bagai rumput dengan awan
Atau laut dengan gunung
Mungkin semut di atas tanah
Yang menatap elang terbang

Tapi sepertinya bukan mimpi
Untuk rumput tumbuh di awan
Untuk laut aliri gunung
Untuk buat semut di tanah
Ikut terbang bersama elang

The difficult only takes a while;
While the impossible takes a little longer….

Tapak ini sedang menanjak
Sedikit terhambat, bukan berhenti
Hanya rehat, sebentar istirahat
Untuk kembali menapak, kembali menanjak

Sebentar lagi…
Sedikit lagi….
Mimpi teraih….

Monday, October 19, 2009

Dan Ketika Malam....

Aku pun terhanyut oleh suasana malam..... tenangnya.... misterinya... temaramnya.....

Ada indah dibalik gelap yang menyelimuti. Seakan aku memang dilahirkan dari malam dan untuk malam.... hidup dan bergaul dengan malam..... serta merasa hangat dalam dinginnya malam.....

Aneh mungkin.... setidaknya absudrd. TApi perasaan hanya bersikap dan berkata jujur.... Bahwa kutemukan damaiku dalam Malam.....

Mungkin di waktu malam, energi mimpi menguatkanku... khayal dan imajinasi lebih terasa nyata dan total.... Semua keluh kesah seperti hilang oleh heningnya malam..... digantikan dengan kelembutan semilir angin malam yang membawa nyaman di dalamnya....

Mungkin duniaku sudah terbalik, tak lagi berbanding lurus dengan kebanyakan orang. Tapi hati ini berkata sebenarnya.... Malam menyenangkanku....

Masih berandai bila malam ini aku di atas peraduanku.... ditemani sejuknya udara malam, sambil mendengarkan dendangan lagu manis pengantar tidur....

HAri ini hati penuh dengan kesal dan sedih..... Tapi seiring malam datang, perlahan tapi pasti hati menjadi lebih tenang.....

MAlam ini, aku ingin nikmati sendiri......

Terima kasih Malam.... Terima kasih Pencipta MAlam.....

DAn aku tersenyum kembali :)

Friday, October 9, 2009

View from the Top

Pemandangan Jakarta dari lantai 21 bisa jadi penyegaran tersendiri. Siapa sangka kalo macet bisa jadi pemandangan indah ketika dilihat dari atas?? Eksotisme Jakarta ternyata terletak pada indahnya pijaran lampu gedung dan kendaraan yang tersebar hampir di setiap sudutnya..... Cantik

Tapi semua itu gak bisa merubah bimbang menjadi yakin. Sulitnya memutuskan memberi beban tersendiri pada hati yang ruangnya sudah sesak dengan ragu. Terkadang ingin sekali melompat dari lantai yang tinggi ini dengan posisi kepala dibawah dan berteriak sekencang kencangnya. Walau konsekuensi badan hancur, paling nggak masalah Gw pun ikut hancur. Sayangnya, bunuh diri itu dosa. Tapi pernah gak terpikir kenapa bunuh diri itu dosa? Karena kita memutuskan menyelesaikan hidup sebelum waktu hidup kita selesai? Mungkin sih. Tapi menurut Gw, bunuh diri itu dosa karena itu cara paling efektif untuk kabur dari masalah; Dan kita sebagai muslim, dilarang keras untuk lari dari masalah. Setiap mahluk yang lahir di dunia terjadi karena kompetisi. Manusia bisa lahir juga karena kompetisi; kompetisi antara jutaan sperma yang pada akhirnya cuma ada satu yang berhak membuahi sel telur; Dan itu gak lain gak bukan adalah sperma yang paling pertama bertemu dengan sel telur. Walhasil, jadilah kita

Bukannya jorok yaa; Atau sok Biologi-Ilmiah gimanaaa gitu. Cuma ingin mengingatkan aja (terutama sih ke diri sendiri) kalo mahluk hidup itu dasarnya memang kompetitif. Jadi, kalo kata D'Masiv sih "Jangan Menyerah..."

Hidup itu gak pernah lepas dari pertimbangan. Yang Gw tau, kita selalu mencoba untuk mempertimbangkan yang terbaik sebagai keputusan. Tapi dalam keputusan yang terbaik pun tetap ada resiko. Tapi paling nggak resikonya cukup minimal

Dan saat ini pertimbangan yang terbaiklah yang coba Gw ambil. Berharap pertimbangan ini memang pertimbangan yang benar dan tepat. Gak boleh lagi berpaling ke belakang. Pokoknya gak boleh menyesal...

Saat ini, Gw cuma bisa mengucap satu kata

"Bismillahirrohmanirrohim..."

Tuesday, August 18, 2009

(Tak) Bisa ke Lain Hati...

Kompleksitas perasaan. Ini adalah Isu basi yang sebenarnya sering hinggap di hati tiap orang yang sudah berkomitmen dengan seorang pasangan; Baik Komitmen yang legal, ataupun belum. Perasaan menjadi kompleks ketika komitmen telah diikrarkan, tetapi serasa cukup sah untuk dilanggar dengan dalih gak bisa membohongi perasaan; Karena perasaan ternyata berbicara lain ketika ada insan lain yang tiba tiba hadir dan memberikan rasa yang lebih hebat dibanding dengan orang yang saat ini hati dan perasaannya tertaut dengan kita. Biasanya sih kata kata yang terus muncul di saat seperti ini “Sial… kenapa sih dia baru dateng sekarang? Coba dari dulu dulu, pasti Gw gak bakalan selingkuh!!” …. Yakin Lo?

Ketidaksempurnaan dalam menyayangi seseorang kerap ada di tiap manusia. Apalagi ketika kita masih belum yakin apakah pasangan kita memang calon jodoh masa depan yang memang hanya dengan dia kita akan menghabiskan sisa usia kita. Dalih lain yang biasanya muncul adalah “ Gw kan Cuma mencari yang terbaik. Yang bisa bikin hati dan perasaan tenang. Kalo pasangan kita memang bukan yang terbaik, yaa wajar kan kalo Gw berpaling ke orang lain?” Masalahnya, yang sering berbicara itu nafsu, bukan hati. Dan Gw yakin seyakin yakinnya kalo kita bisa ngebedain omongan nafsu sama omongan hati. Why? Karena kita emang udah dilengkapi sensor untuk bisa ngebedain 2 hal itu. Jadi, jangan bilang “Masa Sih??” Karena kalimat yang harusnya keluar itu “ Iya Sih…”

Tapi kita kerap gak peduli dan bodo amat dengan omongan hati dan lebih sering mengikuti omongan nafsu yang ujungnya kadang lebih sering bikin kecewa dan sakit hati. Gak harus kita yang sakit hati, tapi bisa aja orang lain yang merasakan itu. Buruknya, kalo ternyata orang yang sakit hati adalah orang yang sudah kita ajak untuk menjalin komitmen. Perasaan jadi campur aduk, dan menyesal adalah perasaan yang paling dominan. Tapi kadang kita gak jera juga dengan mengambil keputusan untuk bersama orang baru yang sudah sangat sukses mencuri perhatian dan hati kita dibanding untuk tetap bersama dengan orang yang sudah kita kenal lebih jauh. Ironis yaa… tapi apa memang cinta selalu ironis? Atau kita – selaku pemeran dan pengarah drama percintaan ini – yang mengarahkannya ke arah ironi? Jujur, Gw pribadi gak bisa jawab. Tapi, mencintai dan dicintai oleh orang yang sangat kita cinta dengan kadar sayang dan ketulusan yang optimal dari kedua belah pihak – sumpah, itu surga dunia. Tanpa bermaksud sotoy, Gw yakin semua orang sepakat dengan kalimat Gw yang terakhir ini. Gw – dan kita semua kali yaa - Cuma berharap jalannya gak usah berliku liku dan kompleks, apalagi miris dan merugikan pihak lain. Cukup cerita cerita kayak gitu ada di karyanya Shakespeare aja, gak usah sampe di kehidupan pribadi. Paling nggak Gw sih gak mau ada di kehidupan Gw.

Lagi lagi sebuah angan menggoda dan berlari lari kecil di pikiran; Hati berharap angan itu berujung di kenyataan. Do’a dipanjatkan, usaha dilaksanakan. Sekarang, tinggal menunggu hasil; Sambil terus berusaha, sambil terus berdo’a. Semoga bisa jadi nyata; Semoga gak ada hati yang terluka; Semoga gak ada tetesan air mata; Semoga…..

Thursday, July 16, 2009

Guarentee, I am now 100% Jomblo Free. Proven, Tried &Tested :)

Pernah gak denger kata kata “Indah pada waktunya” Mungkin itu yang Gue rasain sekarang. Satu kejadian indah yang udah lamaaaaaa buanget Gw idam idamkan untuk bisa kejadian dalam hidup Gw, akhirnya kejadian juga. Pedoman diatas yang ber genre pop mellow romantis bokis itu emang dimaksudkan buat orang orang yang punya mimpi dan belum juga kesampean ( Walaupun sih katanya cepet nggaknya suatu hal, tergantung niat sama kemauan serta do’a. And actually, it’s not supposed to be that serious Nyet!!)
Pacaran – yang konteks, konten serta kadar cintanya cukup niat serta gak melibatkan personifikasi binatang sebangsa Sun Go Kong – buat banyak orang mungkin udah dirasain sejak mereka kuliah di tingkat tingkat awal. Malahan gak jarang yang udah nyolong start dan mulai dari SMA. Well, I’m not of them. Ketika Gue kuliah, Gw udah dianjurkan untuk cari pacar. Tanggapan Gue?? “Jangan Gila Dooongg…” Why?? Secara waktu itu Gue masih resmi di cap, di stempel, di label dan di bar code sebagai anak alim – N it is something that I am very thankful for. Jadi kosakata pacaran itu agak gw remove sementara waktu dari kamus hidup Gw. Gak terasa, si anak alim ini sudah beranjak dewasa menjadi seorang laki laki tulen nan baik hati dan tidak sombong (secara gak ada juga yang bisa Gw sombongin), pekerja keras yang gak kenal waktu dan gak kenal malu, pemakan segala makanan yang bisa diutangin dan bisa dimintain, serta penganut gaya metroseksual modal pas pasan agak kekurangan. Well, perlahan tapi pasti, Gw merasa gelar anak alim mulai pudar dari diri Gw. Gak ada lagi tanggung jawab yang bersangkutan dengan dunia kealiman yang harus Gw emban – kecuali tanggung jawab Gw sebagai hamba Allah (Yes, this one is serious Guys). Tapi paling penting, Gak ada lagi yang jadiin Gw panutan, karena paling beban yaa disitu itu. Sebenernya sih gak bagus juga yaa, secara sewaktu Gw jadi anak alim, sifat petakilan bin pecicilan Gw yang gak beda jauh sama belatung nangka, bisa Gw tekan. Begitu juga dengan sifat sifat Gw yang lain yang katanya cukup negative, kayak ngerampas dompet nenek nenek jompo, ngejorokin orang buta ke jalan raya atau motong selang minyak rem di mobil orang. Tapi kan kalo bandelnya kayak gitu masih bisa dibilang wajar dong….
Eniwey, back to the topic. Ternyata pemikiran Gw bakalan jadi Jomblo sejati baru aja ditepiskan oleh kenyataan yang berbicara lain. Dia bilang “ Males Gw ngeliat Lo ngejomblo melulu, nih Gw kasih pacar. Hooeeek …. Cuuiiihh”. Akhirnya seorang pacar dilepehkan oleh kenyataan, khusus cuma buat Gw. Manisnyaa… (He..he..he.., Sori yaa Yang. Cuma bercanda ). Walhasil, sekarang Gw punya pacar deh. Kenapa tiba tiba ada kata kata JoTi (Jomblo Sejati) yang mendadak muncul? Karena Gw menyingkat semua perjalanan serta siksaan dan cobaan hidup dalam mencari pacar (lebaii deh…) yang emang sengaja Gw gak mau tulis secara detail. Males aja mengingat hal hal yang sedih, secara saat ini Gw sedang bahagia dengan konstannya. Tapi, there are moment of despair and uncertainty. Sewaktu Gw memutuskan untuk pengen punya pacar, kayaknya susssaaahhhh buanget untuk dapet 1 oraaaang aja dari jutaan orang yang ada di Jakarta. Yes, Jakarta. Coz I don’t do LDR - Both for Long Distance Relationship and Length Dick Reduction. Butuh waktu bertahun tahun lho untuk akhirnya Gw bisa dapet 1 orang ini. Gokilnya lagi, prosesnya yang selama ini gw pikir bakalan ribet, ternyata sama dia malah simple simple aja tuh. Bentuk bentuk penolakan yang sangat variatif dan kreatif seperti “Kita Jadi temen aja yaa”, “Gw Cuma mo have fun”, “Lobang Idung Lo terlalu gede”, “Jakun Lo eksis banget”, “Muka Lo mirip bokap Gw”, “Suara Lo sember kayak TOA mesjid” sampe “you’re a good guy, I’m a jerk. U better be with someone else” udah Gw alamin. Gw pikir dengan dia Gw akan ber De Javu ria dengan mengalami penolakan yang udah kesekian kalinya. Ternyata jawaban yang muncul dari mulut dia “Yes… Oh Yes… Oh Yes Baby, Yes… Yes… Yes” (Maksudnya, dia itu ngejawabnya dengan full of excitement. Pada Jorok aja sih pikiran Lo semua). Jujur aja, perasaan terbang melayang di awang awang yang Gw pikir bakalan Gw rasain setiap hari ketika Gw ada pacar, gak terlalu Gw rasain. Cuma yang Gw tau pasti, Gw sekarang ada tempat untuk sekedar Curhat, Cerita, minta support, minta saran, minta tolong, minta dibayarin dan minta dianter anter he..he..he..
Gw gak tau kenapa baru sekarang dan bukannya kemaren kemaren Gw dapet pacar. Gw juga gak tau kenapa harus melaui serangkaian penolakan,umpatan, cacian, hinaan serta siksaan yang membuat nasib Gw gak jauh beda nasibnya sama Manohara. Mungkin kalo Gw simpulkan dengan pikiran dan perasaan yang positif, semua pengalaman pahit serta hal hal negative yang Gw dapet dari orang lain, gak lebih gak bukan dimaksudkan untuk jadi bekal berharga Gw. Supaya nantinya Gw gak melakukan ini ke orang lain, apalagi ke pacar sendiri…. Good point kan . Selain itu, Gw rasa pengalaman itu datang juga sebagai pengkonfirmasi apakah Gw bener bener siap dan bener bener pengen untuk menjalin suatu hubungan yang namanya pacaran. Apapun hikmahnya, I’m glad with the outcome.
Saat ini, Gw punya pacar. Pacar yang suka bilang “ I Love U” ke Gw. Dan Gw Cuma bisa menjawab
“ I Love U More ”

Wednesday, July 1, 2009

Mulai Nulis lagi Deh...

Ternyata udah itungan bulan sejak posting tulisan yang terakhir. Bukannya gak mau posting apapun. Bukan juga karena gak ada kejadian atau gak ada cerita yang menarik untuk dibagi atau sekedar ditulis. Tapi emang lagi males aja. Mungkin karena perlahan tapi pasti Blog udah gak terlalu booming, tergantikan dengan gegap gempita dan meriahnya FaceBook dimana mana. Dari Emak Emak Metal, Nenek Nenek Lincah sampe anak kecil sotoy pada berebutan bikin FaceBook. Kayaknya jaman Friedster alias FS dulu gak segininya deh. Salut lah buat si FaceBook maker...

Alasan lain kenapa Gue vakum cukup lama dari dunia blogging, karena Gue punya keiniginan bikin blog en tulisan yang mirip sama Blog en Tulisannya Raditya Dika si Kambing jantan. Walaupun - berani sumpah deh - sekalipun belum pernah liat blognya dia kayak gimana (Bodohnya, kenapa juga gak Gue cari. Secara tinggal ke Google, ketik : Blognya Raditya Dika si Kambing Jantan, pasti ketemu). Tapi dipikir pikir lagi, kenapa juga harus dibuat mirip kalo emang bisa dibikin beda. Bukannya keunikan dan nilai jual itu ada di perbedaan?? Akhirnya Gue balik lagi ke taste awal dari Blog ini,yaitu - menurut Gue yaa - coba mengambil dan menguraikan sebuah atau beberapa kejadian yang terjadi di hidup Gue, coba cari maknanya, coba ambil hikmahnya dan coba memberi semangat - kalo emang itu issue yang butuh support. Intinya sih, I just want Me to Be Me. So start from now, I want to give Me opportunity to be more Me. To focus more on Me. MayB I'm selfish, But I know for now, this is what Me needs.

Pengen jadi seseorang yang beda, atau pengen jadi seperti orang lain emang bukan hal yang baru, dan bukan hal yang salah pastinya. Apalagi kalo banyak hal positif yang bisa diambil dari orang tersebut. Kayak Gue yang masih belajar untuk bisa menulis dan - mudah mudahan - bisa bikin novel dari apa yang gue tulis. Tapi pada akhirnya kita harus bisa proporsional. Seorang Dia bisa berhasil yaa karena dia menjadi dia dengan caranya dia sendiri yang sangat dia. Dia bisa eksis dan sangat menikmati apa yang dia kerjakan yaa karena dia menjadi dia, enjoy dengan apa apa yang jadi kesukaan dia, fokus dan tekun dengan semua kemampuan dia dan berhasil serta HAVING FUN dengan cara cara dia yang - lagi lagi - sangat amat dia. Jadi.... masih mau jadi seperti orang lain?? Mending sih jadi diri kita sendiri yang berkeinginan untuk sukses seperti orang orang yang lain yang juga jadi dirinya sendiri :). Kalo gitu kedengerannya kan lebih menyenangkan, Rasanya juga jauh lebih nyaman ... kan???

Awal mula tulisan ini bisa sampe ke posting lagi sih gak lebih dari:

1. Temen di FB yang mendadak ngasih "eheemmm...." compliment atas tulisan Gue (Jiaahh... mulai GR deh si dodol) Walhasil... nulis lagi ah, kali aja dipuji lagi he...he..he... *Najisss!!*

2. Hasil dari obrolan sama temen yang bisa ngeramal (Herannya, dia jarang banget ngasih ramalan yang bagus ke Gue. Kayak takdir idup gue cuma ditulis sama satu kata aja: SIAL!! - itu penjelasan, penegasan sekaligus umpatan) Dia bilang kalo Gue harus fokus sama keinginan Gue. Gue harus fokus sama diri gue sendiri. Fokus... Fokus... Fokus... Menurut Gue, kalo kita mau fokus sama diri kita sendiri, yaa kita harus tau apa yang kita mau. Kalo mau tau apa yang kita mau, kita harus jadi diri sendiri, biar kita ngeliat segala sesuatu dari persepsi dan kacamata kita dan dari posisi kita, bukan dari persepsi, kacamata dan posisi orang lain. Jadi, kalo nanti merenung tentang diri sendiri, kita harus egois... ngerti kan maksud Gue??

Kalo ditanya apa yang Gue mau, bisa bisa sampe subuh nanti gak kelar kelar. Secara namanya keinginan, gak ada abisnya. Tapi, secara umum sih, Saat ini gue mau hidup yang stabil, tinggal sendiri, karir dan pekerjaan yang jelas dan pasti, keuangan yang lebih dari cukup. Ada satu hal lagi yang Gue harap bisa kejadian dalam waktu dekat (kalo bisa sih sebelum Gue Ultah ) .... Gue pengen punya pacar :)

Pengen punya orang yang bikin Gue senyum waktu Gue sedih. Bikin Gue ketawa kalo Gue nangis. Bisa Gue peluk, Bisa Gue jadiin sandaran, Bisa ngasih ketenangan kalo Gue lagi kalut dan bisa bilang "Aku sayang kamu... "

Lalu Gue Jawab "Aku juga sayang banget sama kamu..."

Tuesday, March 10, 2009

Satu Hari, Banyak Drama...


Bener bener yang namanya hari esok itu misteri banget. Jangankan besok, nanti aja atau 10 menit ke depan, bisa jadi suatu misteri yang sangat gelap dan tidak terprediksi, sampe kadang gak bisa diterima sama akal sehat. Dahsyattt...

Seperti hari ini. Banyak kejadian diluar rencana, atau ahkan sama sekali gak pernah kepikiran untuk jadi suatu rencana, ternyata terjadi. Antara lain:

1. Kehilangan Teman

Atau lebih tepatnya menghilangkan teman. Kesannya saya jahat dan sombong banget yaa. PErcaya deh, tanpa bermaksud membela diri secara berlebihan, "teman" seperti mereka memang pantasnya cuma sebatas tau, bukannya kenal, apalagi akrab. Jadi ada 1 orang teman yang saya kenal secara OL, lewat media yang mungkin udah gak lagi asing di telinga kita, Friendster. TErnyata eh ternyata, kita bisa akrab. Telefon telefonan, sharing sampe curhat - tapi lebih tepatnya sih dia yang sering curhat ke saya. Padahal kita baru pernah ketemuan 1 kali. Dia masih muda dan sudah menoreh prestasi yang gak main main. Dia juga datang dari kalangan High End, dimana teman temannya kebanyakan bukan orang sembarangan. Beberapa kali saya merasa dimanfaatkan karena dia menelfon saya hanya pada saat dimana dia mau curhat. Saya sih gak merasa keberatan, secara temen kan. Tapi... dan ini yang bikin BT. Kalo saya telefon dia, dia most of the time selalu bilang sibuk lah, gak bisa terima telefon dulu lah, gak enak badan lah, while I wanted to do was just talk. Pengen say Hi aja, secara temen. Sampe Tadi saya kenal sama 1 orang yang ternyata temennya dia juga. Saya main ke kost dia. Waktu kita ngobrol ngobrol, lagi lagi kita ngomongin dia (Sebutlah si X). Akhirnya saya coba nelefon si X. Tapi ternyata sambutannya gak menyenangkan. Dia bilang dia gak bisa ngomong banyak karena lagi sakit gigi. Lebih parahnya, dia langsung tutup telefonnya even before I said goodbye. Lima menit kemudian, temen saya yang juga temen dia coba telefon si X lagi. Ternyata sama temen saya ini dia bawelnya bukan main. Sakit giginya sih gak bohong, cuma kenapa dia bisa ngobrol lama dan panjang lebar sama temen saya, tapi langsung nolak aja gitu sama saya?? padahal gak pernah sekalipun saya nolak atau males ngomong sama dia. Kalaupun iya, saya berusaha menanggapi dengan sopan. So enough is enough. Setelah sadar kalo saya gak lebih daripada keset kaki buat dia, saya apus nomer dia dari HP, apus YMnya, apus FBnya dan apus FSnya. Bubbye X...

2. Nambah Teman

Hilang satu, tumbuh seribu. Buktinya, ilang temen 1 yang menurut saya memang gak penting, saya kenal sama teman lain yang kenalnya langsung, face to face. Menariknya, saya kenal dia karena dia nyanyi di kereta. Bingung?? Begini ceritanya...

Saya naik kereta dari stasiun UI. Setelah Gondok bin Dongkol karena nunggu kereta dodol yang gak dateng dateng, akhirnya dateng juga kereta jurusan Jakarta. Naiklah saya. Kebetulan, Dia (si temen baru) lagi ngobrol sama kedua temennya. Dan sebenernya, tadinya saya merhatiin kedua temennya, bukan dia. Why? karena saya pikir mereka kok mirip banget. Saya perhatiin dari Stasiun sampe di dalam kereta. Baru sadar kalo mereka kembar waktu mereka standing side by side. Potongan rambutnya sih beda, makanya orang - or at least saya - gak langsung engeh. Anyway, gak lama ada seorang pengamen nyanyi. Itu hal biasa di kereta. Yang gak biasa, setelah 2 lagu dibawain sama si pengamen, si Temen Baru (Sebut aja A) tiba tiba ngomong ke si pengamen dan nyanyi bareng. N I was like... Wow, this boy got a gutz allright. Dua lagu dia nyanyiin. Suaranya sih gak terlalu spektakuler, pun gak jelek juga. Tapi PDnya itu lho, selangit boss. Padahal tampilan dia biasa aja. Secara saya juga suka banget nyanyi, saya langsung samperin n kenalan sama dia. Kali besok besok kita bisa duet bareng di kereta.

TApi sih, hari ini penuh dengan drama. Apa yang saya tulis disini pastinya belum semuanya. KEbanyakan aja kalo semua ditulis. Sampe sini aja pasti orang udah pada males baca. I know I do, n Im the 1 who wrote it..

Hikmahnya:

Lain kali kalo mau starting the day, baca Bismillah, biar yang kejadian yang bagus bagus aja. Kalopun ada kejadian buruk, kita bisa jadi orang yang ikhlas dan mengambil hikmah atas kejadian itu. Gak kayak gue sekarang, mutung kayak lutung...

Mungkin emang harus sholat dulu, biar hati sama otak adem...

Thursday, February 12, 2009

Kalo Berharap Jangan Ketinggian

Soalnya makin tinggi kita berharap, makin sakit juga kalo gak dapet apa yang kita harapin. Apalagi kalo tinggal dikiiiiitttt lagi dapetnya, tapi... dia malah lolos (lagi).

Sedih yaa, apalagi buat yang udah jutaan kali mencoba tapi tetep aja gak dapet apa yang selama ini diimpi impikan. Kalo kecewa mah sangat wajar banget. Asal jangan kelamaan dan berlarut larut aja. Bukan apa apa, kesian kitanya. Lagian, itu bisa bikin kita buta sama kenyaataan yang mungkin gak lama setelah kita kecewa, dateng kesempatan baru yang lebih baik. Cuma aja karena kita terlalu sedih, kita jadi gak aware.

Buat temen temen yang udah berulang kali mengalamai kekecewaan...
Hang In There yaa...

Buat yang berkali kali juga dikecewakan sama yang namanya Cinta (basi banget yaa)...
Sabar juga...
The Right Person is on the Way...

Meanwhile, please allow me to entertain U all with this Song

Khalil Fong - Sing Along Song





Cry If U want To...
But Don't Be to long...
Be Brave embracing the truth...
Than you'll Find Ur self as a winner
And U'll Shine :D